Sabtu, 04 Februari 2012

Pelajaran minggu ini : Menjadi Pembawa Acara

Minggu ini siswa kelas VIII menjadi pembawa acara (MC) pada simulasi acara pesta di kelas. Mereka telah melakukan berbagai persiapan sejak minggu lalu, mulai dari penyusunan naskah/teks pembawa acara, latihan, pembuatan properti, kostum, dan film slide. Setelah dibagi menjadi 3 grup, siswa diminta untuk menentukan pesta apa yang akan mereka adakan. Pesta pilihan mereka adalah pesta pernikahan, ulang tahun, dan konser musik.

Kelompok yang memilih pesta ulang tahun bekerja dengan tenang dan nyaris tanpa kendala. Dinamika muncul pada kelompok yang memilih pesta pernikahan karena tidak ada satu siswa pun yang mau jadi mempelai. Adegan dorong-dorongan dan tarik-tarikan mulai terjadi. Berbagai usulan terlontar, mulai dari membuat boneka pengantin, menggunakan boneka binatang, pengantin diwakili gambar sampai kedua mempelai diperankan oleh siswa laki-laki. (Wah, kalau yang terakhir saya tidak setuju, urusan bisa runyam!) Mungkin saking pusingnya siswa di kelompok ini sampai susah tidur dan masih mengirim sms kepada saya pada jam 11 malam.

Lain lagi dengan kelompok yang memilih menjadi MC konser musik One Direction dari Inggris (nah lo, siapa pula itu One Direction?). Mereka bingung karena dialog yang mereka buat terlalu sedikit. Berdasarkan pengamatan mereka, penampilan MC pada konser musik tunggal sangat minim, bahkan kadang MC dirangkap oleh penyanyi. Saya yang belum pernah nonton konser musik secara langsung (live) juga jadi bingung mengarahkannya. Akhirnya saya minta siswa lain untuk membantu saya memberi pengarahan. (Sampai di rumah saya langsung buka Youtube, cari-cari video konser musik, dan tentu saja One Direction).

Saatnya siswa beraksi (Rabu, 1/2/12). Kegiatan dimulai dengan konser musik. (Seharusnya acara ini ditampilkan terakhir. Berhubung salah satu siswa yang mendapat tugas membawakan acara konser harus pulang lebih awal karena ada acara keluarga, jadi terpaksa konser ditampilkan di awal). Pembawa acara membuka acara dengan cukup baik. Kehebohan terjadi saat video musik One Direction ditayangkan menggunakan infocus. Para siswi menjerit-jerit histeris sambil menyebut-nyebut nama-nama anggota boy band yang imut-imut. Jeritan para siswi ini rupanya terdengar hingga ke kuping kepala sekolah hingga beliau tergopoh-gopoh datang ke kelas. Mungkin disangka ada yang kesurupan. Belakangan kepala sekolah bertanya kepada saya, mengapa saya memutar video JUSTIN BIEBER saat pelajaran Bahasa Indonesia. Waduh!

 Boy band One Direction yang bikin heboh

Menonton konser
Acara selanjutnya pesta pernikahan. Beberapa siswa berperan sebagai MC, penyanyi, pelayan, dan mempelai. Kedua mempelai tampak seperti pasangan pengantin kawin paksa. Mereka didampingi oleh siswa lain yang berperan sebagai orang tua dan besan. Acara berlangsung khidmat dan diakhiri dengan pelemparan bunga oleh mempelai. Semua siswa berbondong-bondong berebut bunga, termasuk siswa yang memerankan orang tua pengantin dan besan!

MC acara pernikahan


Kedua mempelai, orang tua, dan besan

Makan

Bersulang

Kegiatan hari ini ditutup dengan simulasi pesta ulang tahun adik. Siswa berperan sebagai MC, adik yang berulang tahun, ayah, dan teman-teman adik. Saya terkesan karena seluruh siswa dapat berperan dengan baik. Siswa yang berperan sebagai tamu kecil berlutut untuk memberi kesan pendek. MC mampu berimprovisasi, terutama saat menanggapi temannya yang kelilipan "nasi" styrofoam dengan bertanya, "Mengapa kamu menangis?" 
Dijawab spontan oleh yang bersangkutan sambil menunjuk salah seorang siswa,"Itu, dia nakal."

Ulang tahun "Dik" Sabila

"Ayah" Andrew menyalakan lilin

Para tamu "kecil"

Para tamu protes karena terlalu lama berlutut......pegaaaal!!!